Juru Selamat Gunung Lawu Menanam Sejak Tahun 1972

0
18

PewartaTV, Magetan – Selama ini kerap terjadi penebangan liar, di gunung lawu, membuat lingkungan gunung lawu terancam, akan mendatangkan malapetaka, berupa bencana alam, terlebih saat musim kemarau

Seolah perhutani, lewat kantor K-P-H Lawu tak bernyali saat mengetahui  adanya penebangan liar, juga banyaknya lahan perhutani, berubah bangunan permanen atau lahan pertanian

Bertempat di rumah sederhana, di Desa Sukowidi, Kecamatan Panekan, Magetan Jawa Timur, Mbah Sugito, 72 tahun, menghabiskan waktu berkumpul keluarga, disela tugas penyelamat gunung lawu

Mbah Sugito, sejak tahun 1972, memiliki kegemaran menanam aneka jenis pohon di areal lereng gunung lawu, karena perihatin lereng gunung lawu kini kian gundul dan kerap terjadi penebangan liar

Ia juga pernah mendapatkan berbagai piagam dari tingkat kabupate, juga provinsi, karena menjadi juru selamat gunung lawu dengan kepedulianya yang tinggi di landasi rasa sabar dan ihklas

Mbah Sugito yang memiliki dua putera, satu istri ini, selalu berpamitan disaat hendak naik ke puncak gunung lawu melakukan penanaman berbagai jenis pohon dan melakukan perawatan

Terhitung sejak tahun 1972, sebanyak satu ribu delapan ratus hektar lahan di areal gung lawu, yang ia selamatkan dengan ia tanami ratusan ribu tanaman pohon jenis eucallytus deglupta

Awalnya ia merasa perihatin dengan hutan yang kiian gundul dan maraknya penebangan liar, sehingga tahun 2002 silam di Desa Sukowidi ini terjadi banjir bandang hebat/merusak puluhan rumah

Pada saat itu, ratusan warga mulai anak-anak hingga lansia mengungsi/karena di bayangi rasa takut, sebab terjadi banyak titik tanah longsor, di areal lereng gunung lawu wilayah magetan

Ia mengaku, ide dan gerakan gemar menanam pohon muncul dari hatinya yang bergerak peduli ke lingkungan. Saking sayangnya, ia kerap mencium dan tidur, bersama pohon yang ia tanam sendiri

Seran, teman Mbah Gito, ia menemani Gito menanami pohon sejak kecil hingga sekarang. Menurutnya, Mbah Gito selama ini menjadi juru selamat gunung lawu, karena kepedulianya terhadap lingkungan

Mbah Sugito, penyelamat lingkungan hutan lawu mengatakan aksi tanam pohon ini merupakan panggilan hati. Meski ia dianggap aneh, nyleneh, tidak waras, ia tidak menghiraukan hal tersebut

Ia kerap bermalam di atas puncak lawu, pulang seminggu sekali. Meski kerap bertemu harimau atau hewan liar lain sudah menjadi hal biasa, justru ia sayangi, selayaknya tanaman pohon

Upaya tanam pohon yang Mbah Gito lakukan, berhasil mengaliri puluhan air sumber di lereng lawu, dimana saat tahun 2002 sempat mati, kering akibat banjir bandang yang di sebabakan hutan gundul

Google search engine

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini