Petani Magetan Puyeng Dapatkan Pupuk Bersubsidi

0
18

PewartaTV, Magetan – Sudah sekitar empat tahun, petani di wilayah Kabupaten Magetan Jawa Timur, mengaku kesulitan untuk mendapatkan pupuk bersubsidi atau langka. Meskipun ada, harganya naik dua kali lipat, tak terjangkau

Hal ini membuat petani puyeng, resah, jauh dari harapan program pemerintah yang pernah menjajikan petani maju dan makmur, namun justru sebaliknya, petani mengalami keterpurukan mendapatkan pupuk

seperti  di alami oleh petani di desa cepoko/kecamatan panekan/magetan jawa timur/petani di wilayah ini mengaku kesulitan untuk mendapatkan pupuk bersubsidi/sehingga tanaman mereka terancam gagal panen

Meskipun ada di agen harganya pupuk jenis phonska bersubsidi saat ini naik dua ratus lima puluh ribu rupiah per 50 kilogramnya. Sedangkan pupuk jenis za seharga 240 ribu rupiah per lima puluh kilonya

Padahal sebelumnya harga pupuk jenis phonska hanya di kisaran 125 ribu rupiah sedangkan pupuk jenis za 115 ribu rupiah per 50 kilogramnya atau per karung, hal ini yang membuat petani menjerit

Narto, Petani di Desa Cepoko, Magetan mengaku berkali-kali datang ke kelompok tani di desanya untuk membeli pupuk namun tak mendapat, ketua kelompok tani berdalih habis

“ Untuk sementara ini susah apalagi kalau musim pemupukan itu sulit untuk mendapatkan pupuk itu kadang harus lewat kelompok tani itu pun jumlahnya terbatas” kata Narto

‘Kalau Harga subsidi sekarang 250 ribu-an perpaket,  satu 50 kilo urea, Phonska 25 Kilo, NPK 10 kilo kalau yang non subsidi harga sekitar 500.000 “ ujarnya

Harapanya Pokoknya dipermudah atau gampanglah buat petani kalau apalagi untuk mendapatkan saat pemupukan” pungkasnya

Kelangkaan pupuk bersubsidi tak hanya di Desa Cepoko saja, juga terjadi di hampir seluruh Magetan Jawa Timur, yang terjadi 4 tahun terahkir, petani jauh dari kata sejahtera, terlebih dibalik hingar bingar tahun politik, tahun tebar janji politik (jk/red)

Google search engine

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini