Kearifan Lokal Seni Tari Penthul Melikan

0
137

PewartaTV, Ngawi – Seorang warga di Ngawi , Jawa Timur rela menyempatkan waktu dan tenaganya  untuk melestarikan seni tari yang selama ini mulai ditinggalkan masyarakat. Dengan semangat dan tekat pantang menyerah , Solikin panggilan akrab warga dusun Melikan Desa Tempuran Kecamatan Paron , Ngawi ini melatih anak – anak di desanya seni tari Penthul Melikan.

Seni tari ini diciptakan para sesepuhnya pada tahun 1952. Dengan tekun Solikin melatih anak – anak dengan gerakan tari dengan diiringi alat musik tradisional seperti bedug , kenong , kendang , saron dan jer simbal.

Meskipun gerakan tarinya sederhana namun mengandung nilai filosofi yang tinggi. Bahkan saat gerakan seni tari ini dibarengi alunan alat musik , syair lagu dan para penarinya menggunakan topeng dengan berbagai karakter terlihat lucu , menghibur mengandung nilai seni yang tinggi.

Sedangkan syairnya maknanya sangat bagus , seperti ooo aaa maknanya obah Alloh jadi kita bisa bergerak dan bekerja jangan lupa sama ALLOH. Syair insaflah mengandung makna bahwa manusia punya salah dosa maka segeralah insaf.Juga syair lainya bermakna ajaran hidup dan mendidik perilaku manusia.

Selain itu dengan melatih anak – anak melestarikan seni tari Penthul Melikan ini juga menghindari dari hal – hal yang negatif , mengurangi bermain handpone , tentang radikalisme juga menghindati bulying. Sehingga anak – anak lebih menyukai seni kearifan lokal.

Dengan ketekunan dan kesabaran akhirnya  seni tari yang di uri – uri oleh Solikin membuahkan hasil dengan adanya perhatian dari Kementrian Sosial Indonesia.

Riyadus Sholikin sangan berterima kasih kepada Kementrian Sosial yang sidah memberi bantuan untuk kearifan lokal sehingga bantuan ini sangat bermanfaat untuk sanggar sehingga seni tari Penthul Melikan ini terus lestari. (red)

Google search engine

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini